Rabu, 03 April 2013

SEMUA PASTI BISA


SEMUA PASTI BISA
Oleh: Hery Kurniawan, SMAN 5 Ptk

        Aku marah, kesal, benci, sedih. mengapa aku harus telahir di muka bumi ini? mengapa aku harus terlahir dalam ke adaan seperti ini? mengapa aku harus melihat ke dua orang yang aku sayang menangisi ke adaan ku? AKU BENCI INI SEMUA!! mengapa aku harus yang terkena musibah ini, apakah ini balasan untuk ku? tuhan!!.


        Saat usiaku mengijak 7 tahun, awalnya ku tak berniat untuk sekolah, aku malu dengan keadaan fisikku  yang seperti ini. aku takut dan malu jika aku di ejek, di cemooh, di hina bahkan di kucilkan oleh orang-orang di sekolah ku. namun kedua orang tuaku selalu memaksa agar aku sekolah. kedua orang tuaku ingin melihat aku mnjadi orang sukses.

Akhirnya, akupun sekolah kelas satu SD di kawasaan pontianak. hari pertama sekolah pun tiba, kedua orang tuaku mengantarku ke sekolah, saat hendak masuk kelas aku ragu dan malu, saat aku berbalik kedua orang tuaku pun berkata “kamu pasti bisa anakku sayang!!”. tak ingin mengecewakan mereka aku pun masuk kelas dengan wajah tetunduk malu. hari demi hari ku lewati sebagai orang yang pendiam dan di kucilkan!! sudah kuduga.

        Tahun demi tahun berganti sekarang aku telah menginjak remaja. aku masuk ke salah satu SMP di pontianak. seperti biasa kehidupan ku di SMP tidak jauh berbeda saat di Sekoah Dasar. bahkan lebih buruk di SD. aku menjadi bahan ejekan mereka.
suatu ketika, saat jam olahraga ada pengabilan nilai renang. aku pun menyerah! bagaimana bisa aku mengayuh tanpa lengan, jangankan mengayuh mengepalkan barang saja aku mengunakan kaki. aku hanya bisa menatapi teman- teman yang berenang dengan gembiranya. teman- teman ku berkata “hey!! ayo kemari kita berenang, upps!! aku lupa bagaimana kamu bisa berenang? taangan aja ngak punya.” mereka mentertawakan ku.


         Saat jam pelajaran usai, mereka semua pulang ke rumahnya masing- masing. aku pun diam di pinggir kolam. ucapan teman- teman ku terngiang di telingaku. tertunduk lesu meratapi keadaan ku. tiba- tiba ada yang menepuk bahuku, aku terkejut. ternyata guru olah ragaku. dia brtanya “ada perlu apa di kolam ini?” sempat aku berpikir pelatih ini sama saja seperti teman- teman ku. yang hanya bisa mengejekku. rasanya aku ingin hedak pergi dari sini, Karena ada pengusik. lagi- lagi dia bertanya “apakah kamu ingin seperti mereka yang bisa berenang?” pertanyaan gila! itu yang terlintas di benakku. lagi- lagi dia bertanya “saya akan mengajari kamu?” tak lama aku pun mulai menjawab “sudahlah pak jangan membuat angan- angan palsu”.

          Saya harus mempunyai tangan karena salah satu kekuatan perenang adalah tangan. saya hanya bisa terdiam medegar setiap kata- kata yg di ucapkan nya. saambil berjalan pulang ke rumah.

          Krng- kring… alarm pun berbunyi menunjukan jam 04.00 bangun tidur . bergegas mandi, karena sebagai muslim saya tetap menjaankan solat walau dalam keadaan tanpa tangan. akupun teringat  kata pelatih renang kemarin “aahhh, mana mungkin ia mau mengajari anak yang tidak punya lengan sepertiku untuk berenang”. setelah lama aku berfikir aku coba mendengarkan omongan pelatih itu.

         aku berari ketempat kolam berenang itu, setelah sampai di sana ku lihat sekeliling kolam renang ternyata kosong bertapa bodohnya aku mau mempercayai kata pelatih itu . dia sama saja seperti teman- teman yang lain. aku ingin pulang!! tiba- tiba ada teriakan “heyy!! kamu sudah terlambat  5 menit. jadi kamu harus diberi hukuman, keliiling lapangan 5  putaran. lalu pemanasan”. jawab ku dengan semangat “iya pak?”.






       di benakku mengatakkan aku pasti bisa!!. hari pertama latihan terasa sangat berat.
bagaimana bisa aku bisa berenang hanya dengan mengunakan kaki, bahkan bisa-bisa di tengah perjalanan aku bisa mati tengelam!! namun aku beruntung mempunyai pelatih yang begitu baik, tegas, perkerja keras, gigih, serta tidak mudah putus asa,  motivasi- motivasi yang dia berikan sebagai penyemangat latihanku. setelah lima bulan berlalu aku berlatih setiap soreh, aku pun akhirnya terbiasa berenang tanpa mengunakan tangan.

       aku bangga kepada diriku. aku sangat berterimakasih kepada pelatih dan orang tuaku, pada keesokan hari nya seperti biasa pergi sekolah. aku berlari kesekolah dengan senang dan riang, di jalan menuju kelas aku di kacau dan di  ejek adik kelas. yaa sudah lah saya  
sudah terbiasa dengan ejekan itu, saat proses belajar mengajar berlangsung ada di beritahukan bahwa ada pengambilan nilai renang. lagi- lagi tempat di sana saya di remehkan kawan- kawan. saat teman berenang Aku juga masuk kedalam kolam dan mulai berenang semua yang ada di sana melihat ku dan terkejut melihat  aku berenang hanya dengan ke dua kaki saya.

        satu dari mreka menantang ku untuk berenang, pada awal  nya aku tidak mau. tapi karena aku di ejek- ejek, akhirnya aku menerima tantangan teman ku. semua orang menyaksikan perlombaan kami tanpa di sangka- sangka saya bisa menang dalam perlombaan itu, ternyata bukaan hanya teman- temanku yang menyaksikan bahkan pelatih juga menyaksikan. pelatih itu berkata “hebat kamu nak! bapak bangga!” .
 “terima kasih pak! ini semua berkat bapak!” jawabku. “tidak! ini semua adalah hasil jerih payahmu sendiri! O, iya, bulan desember mendatang ada perlombaan cabang renang, bapak sudah mendaftarkan mu sebagai salah satu peserta di lomba tersebut”.
“tapi pak ! pasti saya tidak menang nantinya akan membuat bapak kecewa” jawabku. “Tidak ini bukan soal kalah atau menang, tapi ini adalah pengalaman kamu, Bapak bangga lagi jika kamu kerahkan seluruh kemampuan kamu.”



        Bulan desember yang di tunggu- tunggu pun telah tiba. saya dan pelatih masuk menju  area perlombaan. pada saat saya masuk ke dalam arena. semua melihat ke saya. Ya saya tau pasti mereka bingung mengapa ada anak yang tidak memiliki lengan mengikuti perlombaan ini. mungkin mereka mengira saya bukan lah lawan  yang seimbang. “Pak apakah saya mampu melawan perenang normal yang handal ini?” Tanya ku tak percaya diri.  “kamu pasti bisa kamu mau kan membanggakan ke dua orang tuamu.” aku pun semangat lagi mendengar ucapan itu aku akan berusaha membanggakan orang tua saya. aku pun berdiri di garis start no 4.

         saat semua telah berdiri di tempat masing- masing. juripun memberi aba- aba . 1, 2, door!! buyi pistol yang di arah kan ke atas adalah tanda di mulai perlombaan , aku berusaha keras agar menjadi juara. aku tak ingin mengecewakan orang yang aku sayang. akhir nya ternyata hasil nya kurang memuaskan aku tidak mendapatkan juara apa – apa. dan ternyata di akhir – akhir pengumuman aku mendapatkan juara terfafurit. di sana pelatih dan teman- teman ku banyak yang menupkan selamat.

         tak di sangka ada yang melihat usaha saya dalam pelombaan itu . siapa orang itu? apakah dia malaikat yang datang kepada pelatih dan memberikan aku harapan untuk mengikuti perlombaan tingkat nasioal pada bulan depan. pelatih pun mengatakan kepada saya, bertapa senang nya hati ini bisa merasakan apa yang bisa di rasakan oleh orang yang mempunyai lengan. saya akan lebih dan lebih lagi berlatih agar bisa membanggakan orang – orang yang aku sayang.

         setiap pulang sekolah, setiap habis solat ashar (soreh), saya berlatih dan terus berlatih . hari yang di tunggu- tunggu pun hampir tiba saya berangkat bersama pelatih dan kepada orang tua ku ke Amerika. beberapa jam kemudian kami sampai  bandara AS kami menginap di sebuah hotel aku pun berlatih di kolam sana.  kring – kring telpon berbunyi ternyata oran tua  menyemangati ku. aku pun semakin semangat.
       

         waktu perlombaanpun hampir tiba, dengan Tekad yang kuat! saat pertandingan di mulai. pertarungan antar perenangpun sangat ketat. karna support orang- orang yang aku sayang adalah kunci dari AKU SUKSES!! aku bisa menang dan mendapatkan mendali Emas. saat pembrian piala aku tidak mliha ke ua oran tua ku. aku pun brtanya- Tanya di mana oran tua ku. ternyata ibu ku sudah terbaring di rumah sakit karena “kata dokter ibu terka penakit kanker stadium 4. selama bertahun- tahun ini ibu melawan penyakit ini sndiri” ucap ayah sambil menenangkan ku.

         akhirnya pikiran jernihku pun datang pasti kau bangga kau surga sana!! terimakasih tuhan aku telah di ciptakan di bumi ini, melihat ke indahan alam, mengirimkan platih yg sangat baik, ayah yang begitu perhatian, dan dari seorang ibu yang sangat- saangat membanggakan!!!.

          

























Lomba Cerpen
Dalam Rangka Milad LSK ke-10

D
I
T
U
L
I
S
Oleh:
Hery Kurniawan
SMAN 5 Pontianak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar