Rabu, 03 April 2013

KESUKSESAN KU ADALAH UJIAN DARI ALLAH SWT


KESUKSESAN KU ADALAH UJIAN DARI ALLAH SWT
oleh: Elly Fitriani,  SMKN 3 Ptk

Tepat pukul 04.00 pagi alarm tersebut telah menyuruhku bangun dari mimpi indah ku, mimpi yang nantinya akan kugapai suatu saat nanti. Aku pun langsung bergegas untuk bangun, tidak lupa ku berdoa hanya untuk sekedar berterima kasih kepada Allah SWT, karena masih diberikan kesempatan untukku membuka lagi mataku ini, untuk melihat senyuman kedua orang tua ku, untuk melihat
indahnya dunia yang telah Dia ciptakan untukku.Dengan tempat tinggal yang sangat sederhana,Rumah ku hanyalah pinjaman sementara dari orang yang telah baik kepada keluargaku, Yang bisa saja diambil sewaktu-waktu tanpa ku bisa mencegahnya.
ALLAHU AKBAR…ALLAHU AKBAR…azan pun telah berkumandang,aku pun bergegas untuk merapikan diriku, setelah itu aku pun menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim yang percaya akan adanya rukun islam yaitu “SHOLAT”. Setelah selesai aku melepaskan sejenak rasa rinduku kepada ALLAH SWT,,, sekeluarnya aku dari kamarku, kulihat IBU telah mempersiapkan sarapan untukku, sarapan yang tidak biasanya aku dapatkan setiap hari,  walaupun hanya dengan nasi putih, kecap, kerupuk dan segelas air teh namun aku akan selalu bersyukur atas segala rezeki yang diberikan ALLAH SWT kepadaku, Dan mungkin saja ada seseorang disana yang tidak bisa makan hari ini, sedangkan aku bisa makan hari ini, walaupun hanya nasi putih, kerupuk dan kecap.Bagiku rasa syukur itu ada apabila kita menerima apapun yang di berikan serta menyadari bahwa kesenangan dan kesusahan itu adalah ujian dari Allah SWT,itulah bukti cinta Allah kepada kita, karena ALLAH SWT tidak menguji suatu kaum melebihi kemampuannya. Setelah menyelesaikan sarapanku, aku pun langsung pergi ke dapur untuk membawa jajanan pisang goreng yang telah disipakan Ibu ku, yang nantinya akan kubawa ke sekolah untuk kujualkan, berjualan adalah kesukaanku karena selain membantu keuangan orangtua ku, aku juga sekalian menjalankan bisnis kecil-kecilan.
Tepat pukul 05.00 pagi, aku turun dari rumahku. Dengan sepatu menggantung dileherku, dan berjalan tanpa menggunakan alas kaki, karena takut sepatu itu akan ku rusak karena tajamnya dan terjalnya jalan yang kulalui sepanjang perjalanan menuju ke tempat aku dan teman-temanku menuntut ilmu. Ditemani dengan langit yang masih biru tua dan Sang penyinar dunia pun belum keluar dari singgahsananya. Ku berjalan menyusuri jalan demi jalan, tapak demi tapak, walaupun terasa sangat melelahkan, namun ku selalu teringat akan wajah orangtua ku yang selalu tersenyum disetiap paginya ketika aku pergi ke sekolah. Perjuangan panjang yang kulalui untuk sampai ke sekolahku sangat terasa menyenangkan untukku, karena aku seperti merasakan perjuangan para khalifah-khalifah ALLAH SWT yang berjuang untuk menyebarkan agama islam pada saat zaman itu. Perjalanan panjang yang kutempuh sekitar 4 km dan  membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai ke sekolah ku. Perjalanan yang kutempuh tidak hanya jalan darat  melainkan perairan sungai,Sungai itu terasa sangat luas bagiku, walaupun aku takut tapi ku coba untuk memberanikan diri, karena ku tahu ALLAH SWT  akan melindungiku dari apapun. Setibanya ku di tepian sungai, aku pun langsung mengambil sampan yang berada di tepian sungai itu, sampan yang hanya muat untuk seorang saja, terkadang aku sampai jatuh ke dalam sungai, karena aku kurang menyeimbangkan badanku dengan sampan tersebut. Akhirnya basah memenuhi badanku.  Dan jajanan pisang gorengku pun menjadi basah karena ikut terjatuh ke dalam air, tanpa terasa terjatulah tetes demi tetes air yang keluar dari mataku, aku pun membayangkan usaha orang tuaku yang sudah bersusah payah membuatnya, terpaksalah aku untuk tidak berjualan saat itu. Tapi semangatku tidak akan luntur seperti tinta jika terkena air, melainkan sebuah bensin yang jika terkena api dia akan menyala semerah-merahnya.
Mengayuh…mengayuh…dan terus mengayuh dengan penuh semangat , itulah yang kulakukan saat berada di sampan itu agar aku cepat sampai kesekolahku. Setibanya ku ditepian sungai, aku pun bergegas menepikan sampanku. Perjuanganku belum selesai disini, aku pun masih harus melanjutkan perjalananku menuju sekolah, perjalanan yang membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai. Setibanya ku disekolah, tepat pukul 06.30 pagi dengan santainya ku berjalan tanpa ada alas yang melindungi kakiku, dan dengan sepatu yang masih menggantung di leherku, terkadang aku malu dengan keadaanku tapi aku berusaha menghilangkan rasa rendah diriku, terkadang teman-temanku yang bisa kubilang ekonominya lebih tinggi dariku sering mengejekku, mereka bilang aku tak pantas untuk sekolah di sekolah yang sebagus ini, karena aku bisa sekolah disini karena beasiswa yang kudapat dari jerih payahku sendiri. Tapi lagi-lagi aku hanya tersenyum mendengar perkataan mereka, karena bagiku hinaan adalah pujian,hanya Allah SWT yang pantas menilai,bukan mereka.

Namaku adalah Muhammad Firdaus, aku lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, umurku 17 tahun, sekarang aku duduk di kelas 3 SMK. Teman-teman biasanya memanggil aku Firdaus. Alhamdulillah, disekolah banyak yang mau berteman denganku. Alhamdulillah juga, aku biasanya dibilang pintar oleh temanku, dan aku juga ramah dan aktif disekolahku. Aku juga dikenal di kalangan guru, karena kebiasanku yang sering membantu membawakan buku guruku. Aku juga aktif dalam ekstrakurikuler di sekolahku, aku ikut marching band di sekolahku, aku memainkan alat yang bernama senar. Sebelum bel masuk berbunyi, aku pun mulai menjajakan jualan pisang goreng ku itu, satu pisang goreng kujual dengan harga 800 rupiah,  Dan  untuk mencari uang tambahan, aku tidak hanya menjual pisang goreng melainkan menjual kepintaran ku, maksudnya mengerjakan PR teman-teman ku untuk anak-anak orang kaya yang malas mengerjakan PR, karena kesukaanku berbisnis maka dari itulah aku memanfaatkan kepintaranku, selagi ada kesempatan tidak akan ku sia-sia kan. Dan biasanya ku pasang tarif, sesuai banyak nya PR yang ku kerjakan, semakin banyak berarti semakin mahal tarifnya. Dan dari situlah aku bisa mendapatkan uang untuk kutabung di masa depan, karena aku ingin kuliah di jurusan bisnis. Walaupun sedikit demi sedikit, Insyaallah lama-lama akan menjadi gunung. Itulah cita-cita ku ingin menjadi pengusaha, yang nantinya akan mengangkat derajat orangtuaku
Sebenarnya orang kampung sepertiku, yang orangtua nya hanya bekerja sebagai buruh panen ubi, tidak berani untuk bermimpi setinggi itu, karena dilihat dari segi ekonomi kami tidak akan mampu mencapainya, namun aku membantahnya, aku telah berani untuk bermimpi setinggi itu, maka aku harus berani mewujudkannya,tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.Aku ingin membuktikan bahwa orang miskin sepertiku juga bisa menggapai mimpi, dapat mencapai prestasi yang telah aku tuliskan dalam buku impianku dan aku juga ingin memberi semangat kepada orang lain bahwa tak selamanya orang miskin akan tetap menjadi miskin, karena di dalam Al-Quran pernah mengatakan “allah tidak dapat merubah suatu kaum, terkecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya”. Dan ALLAH SWT pun akan memberikan hasil atas perjuangan yang kita lakukan karena-Nya.
Teng…teng…teng…bel istirahat pun berbunyi, aku bukanlah seperti teman-temanku yang lain, yang jajan diwaktu istirahat. Aku berfikir lebih baik uang jajanku disimpan daripada kujajankan untuk ketenangan perutku saja, karena ku tahu orangtuaku dirumah mungkin saja belum makan, sedangkan aku makan dengan enaknya. Dan uang dari jajanku itu, aku simpan untuk membeli buku sekolah. Tanda istirahat tersebut menandakan waktunya untuk ku melepas rinduku lagi untuk bertemu ALLAH SWT, yaitu Sholat Dhuha. Aku pun bergegas keluar dari kelasku dan menuju ke mushola sekolah. Selesainya ku Sholat, aku pun langsung kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran.
Teng…teng…teng…bel pulang pun berbunyi, Alhamdulillah jualan ku kali ini habis. Habisnya jualan ini membuat rasa senang yang luar biasa bagiku. Pulang sekolah, merupakan tandanya aku harus berjuang kembali untuk sampai dengan selamat kerumah ku. Sesampainya ku dirumah, aku bukanlah anak lain yang sepulang sekolah bisa bebas melakukan apapun, tapi aku setelah mengganti baju sekolahku aku harus membantu ayahku untuk memanen ubi, dan mencari kayu-kayu kering untuk ibuku memasak. Kuambil cangkul yang berada di dapur rumahku, lalu ku pergi dengan ayahku, dan aku selalu siap dan penuh semangat dalam membantu ayahku.
Setibanyaku di kebun ubi, aku pun mulai mencangkul tanaman ubi tersebut, selesainya ayahku memanen ubi, aku pun mencari kayu bakar untuk ibu ku memasak. Kususuri jalan demi jalan, kudapatlah ranting demi ranting, kukumpulkanlah sedikit demi sedikit, walaupun tak banyak yang kudapatkan hari ini, tapi harapan ku semoga cukup untuk Ibu memasak dirumah. Walau berat tapi ku berusaha memikulnya karena ku tak mau merepotkan ayahku yang sudah memikul hasil panen ubi tersebut. Awan telah merubah warnanya, Sang penyinar dunia pun sedikit demi sedikit menghilangkan dirinya, itu tandanya aku dan ayahku harus segera pulang kerumah kami. Tapi sebelum pulang, Ayahku harus memberi hasil panen tersebut kepemilik kebun, dan setiap panen ubi yang dihasilkan dibayar hanya dengan  20.000 rupiah. Walaupun hanya segitu tapi aku dan ayahku selalu mengucapkan rasa syukur kepada ALLAH SWT, karena mungkin saja ada orang yang lebih kekurangan dibandingkan keluargaku. Aku pun segera pulang dari membantu ayahku,,
Sesampainya dirumah aku pun langsung memberikan kayu bakar tersebut kepada Ibu ku. Aku pun hanya bilang, Ibu maafkan aku ya, karena hanya segini yang kudapat, tapi besok aku akan terus berusaha agar mendapatkan kayu bakar lebih banyak besok. Ibu ku pun berkata “ya nak, tidak apa-apa kamu kan sudah berusaha, terima kasih ya nak, telah mau membantu Ibu. Aku seperti terhentak mendengar perkataan Ibu, seorang Ibu berterima kasih kepada anaknya, padahal yang dia lakukan untuk anaknya, tidak sebanding dengan apa yang aku lakukan sekarang.
ALLAHU AKBAR…ALLAHU AKBAR…azan magrib pun telah berkumandang…aku pun kembali melepaskan rasa rinduku lagi kepada ALLAH SWT,,, aku pun langsung meninggalkan semua kerjaan yang kulakukan, akupun langsung mengambil wudhu dan bersegera untuk sholat. Didalam sholatku, aku berdoa”
 Ya ALLAH ampunkanlah segala dosa-dosa orangtuaku”
 Ya Allah, Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya,
 atas didikan mereka padaku dan pahala yang
 besar atas kasih sayang yang mereka limpahkan padaku,
 peliharalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku.
Ya Allah, Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan
atau kesusahan yang mereka deritakan karena aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
maka jadikanlah itu semua penyebab susutnya dosa-dosa mereka,
dan bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu ya Allah,
hanya Engkaulah yang berhak membalas kejahatan dengan kebaikan berlipat ganda.
Walaupun dosa-dosa mereka kau limpahkan kepadaku,apakah cukup membalas semua pengorbanan mereka, Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir dan Engkaulah yang Maha Pengasih diantara semua pengasih. 
 “AMIN YA RABBAL ALAMIN”
Selesainya ku Sholat, aku pun langsung mengambil buku untuk aku belajar, walau pun pelita sebagai pengganti terangku, dan bulan menambah terangku malam itu aku tetap semangat belajar malam itu. Aku pun ditemani oleh nyamuk-nyamuk yang haus akan darah, terkadang di malam kesunyian dan sendirinya diriku aku berfikir yang menurut orang lain tidak terlalu penting untuk dipikirkan, yaitu kenapa ya nyamuk itu diciptakan ? kenapa ya nyamuk itu makanannya darah ?, apakah tujuan ALLAH SWT menciptakan tubuh manusia di dalamnya terdapat darah, apakah untuk memberikan makan nyamuk??,akan tetapi aku dapat belajar dari nyamuk,bahwa kehidupan ini emang kejam,untuk hidup seekor nyamuk,ia mencari makan saja harus mengorbankan nyawa. Mungkin aneh jika kita memikirkan hal seperti ini ya…!!!
Aku pun melanjutkan belajarku, belajar yang sudah seharusnya menjadi salah satu syarat untukku LULUS dari sekolahku. Karena sebentar lagi aku akan melaksanakan UAN, dan UAS.
DUA BULAN KEMUDIAN
Hari ini, adalah hari yang sangat menegangkan untukku, karena hari ini adalah Pengumuman lulus tidaknya diriku, besar harapanku untuk LULUS dari sekolah ku, paling tidak aku sedikit mengurangi beban orangtua ku. Sebelum aku memikirkan biaya kuliahku nanti,semua ku serahkan sama allah SWT,karna dia yg mengatur semua kehidupan ini,manusia hanya berjuang dan berusaha dalam menjalani kehidupan ini,allah lah yang memutuskan.
Sesampainya aku disekolah, aku pun langsung melihat pengumuman kelulusan di papan pengumuman,,,Alhamdulillah aku lulus dengan nilai yang terbaik dan tertinggi di sekolahku. Setelah melihat pengumuman itu, aku pun terduduk di taman sekolah memikirkan bagaiamana kuliah kunanti. Daripada duduk disini dan tak jelas mau gimana, lebih baik aku pulang, untuk memikirkan langkah selanjutnya.
Di dalam perjalanan pulang, aku pun kembali memikirkan bagaimana aku bisa kuliah. Berpikir…berpikir…dan terus berpikir…,, akhirnya aku pun sampai di rumahku. Aku pun memasang wajah gembira saat menghadap kedua orangtua ku, karena aku tidak ingin membuat orangtua ku khawatir. Assalamualaikum Wr.Wb. Waalaikumsalam Ibu ku menjawab,,Nak bagaimana dengan pengumumannya,,,?? “Aku lulus Bu,,Alhamdulillah aku mendapat nilai tertinggi di sekolahku. “Alhamdulillah ya…! Terus Ibu ku pun bertanya lagi,,apa kamu ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi..?? “Sebenarnya aku ingin sekali Ibu,,tapi Ibu tenang saja aku akan mengusahakan agar aku bisa kuliah,,aku akan menggunakan uang tabunganku,,jika ternyata tidak cukup aku akan berusaha untuk mencari uang agar uang itu bisa membawaku untuk kuliah, “Aku pun berusaha memasang muka semangat di depan muka Ibuku, karena aku takut Ibu akan meneteskan air matanya, karena tahu, aku saja masih bingung memikirkan bagaimana aku bisa kuliah…!!! Aku pun segera menuju kamarku, untuk mengganti pakaianku. Aku pun mengambil, tabunganku untuk di pecahkan,,,ternyata setelah dihitung jauh dari cukup untuk membiayai kuliahku, aku pun terus berfikir untuk menemukan ide agar aku dapat cukup uang untuk kuliah. Jam demi jam pun telah berlalu, aku pun melanjutkan esok hari untuk berfikir lagi.
Keesokan harinya, aku pun pergi pagi-pagi sekali untuk mencari kayu-kayu kering, untuk dijual kepada tetangga sekitar. Ranting demi ranting ku dapatkan, setelah mendapat cukup banyak ranting, aku pun segera menjualnya. Setelah terjual semuanya, aku pun langsung pulang kerumahku. Walaupun hanya mendapat sekitar Rp. 20.000, aku tetap bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah swt kepadaku. Sesampainya aku dirumah, aku pun melanjutkan pekerjaanku dengan membuat kerajinan dari rotan, aku membuat tikar, keranjang, dan tudung makanan. Banyak warga yang memesan kepadaku untuk membuat itu, dari situlah aku mendapat uang untuk menambah uang kuliahku. Pekerjaan itulah yang kulakukan setiap hari untuk menambah uang kuliahku. Sekitar sebulan ku melakukannya, Alhamdulillah uang tersebut sudah terkumpul sebanyak Rp. 700.000, tapi masih belum cukup untuk aku bawa untuk kuliah. Dan akhirnya, Ibu ku pun rela menjual kalung emas pemberian Ayahku demi membiayai ku kuliah, Ibu ku pun menjual kepada orang kaya di kampungku,, dari situlah ku bisa kuliah.
SEMINGGU KEMUDIAN
Aku pun merantau keluar dari desaku yang penuh dengan kenangan, dengan harapan ada hasil yang didapat saat aku pulang nanti, semoga dengan cara inilah aku bisa merubah ekonomi keluarga ku. Aku pun pamit dengan orangtua ku, haru dan kesedihan yang mengantar ku pergi. Aku pun pergi ke luar kota dengan menggunakan kapal, tempat merantau yang aku pilih adalah Yogyakarta, mengapa aku pilih Yogyakarta, karena Yogyakarta terkenal sebagai kota pelajar. Selama 3 hari dua malam aku berada di kapal, ditemani oleh angin-angin malam yang menyentuh tubuhku. Setelah mengalami perjalanan yang sangat jauh,, akhirnya aku pun sampai  di Yogyakarta, tepat pukul 12.00 aku tiba. Setibanya aku disana, aku pun bertanya kepada orang-orang disana tentang tempat kos yang akan kutempati nantinya. Tapi untunglah orang-orang disana sangat ramah sekali kepadaku, aku pun mendapatkan informasi yang aku inginkan. Aku pun langsung menuju tempat kos tersebut, dengan tas yang kubawa dan dengan raut muka yang tidak tahu jalan ini aku mencari tempat kos tersebut, bertanya sana sini kepada orang lain adalah caraku untuk menemukan tempat kos tersebut. Setelah perjalanan yang cukup membuat keringatku bercucuran, akhirnya aku pun menemukan tempat kos tersebut, “Alhamdulillah Ya Allah, engkau pernah mengatakan yang terdapat pada surah Al-Insyirah,,,”Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, aku pun mengalami apa yang ada di ayat tersebut,,bahwa kau berikan kemudahan atas kesulitan yang kudapat, sungguh sebesar inikah Cintamu kepadaku Ya Allah,,,Maafkan aku bila aku berpaling sedetik saja dari-Mu. Aku pun masuk kedalam pagar tempat kos tersebut, dan aku pun bertemu dengan pemilik kosnya langsung, dan akhirnya aku pun bisa beristirahat atas perjalanan panjangku hari ini.
Keesokan harinya lagi, aku pun siap-siap untuk pergi ke kampus-kampus yang sedang merekrut mahasiswa baru,,, akhirnya aku pun menemukan sebuah kampus, yang menurutku sangat bagus sekali. Disaat itu juga aku mendaftar untuk masuk sebagai mahasiswa di kampus tersebut. Aku memilih jurusan sesuai dengan hobiku semenjak ku SMA, yaitu jurusan bisnis. Saat itu juga aku dites sebagai salah satu syarat untuk aku bisa masuk ke kampus tersebut,,,sekitar 2 hari aku menunggu, akhirnya keluar juga pengumuman mengenai lulus atau tidaknya aku, namun setelah kulihat Alhamdulillah ternyata perjuanganku terbayarkan aku pun masuk menjadi mahasiswa di kampus tersebut. Tapi ternyata perjuanganku jauh lebih berat, dalam perjalanan kuliahku akupun harus memikirkan uang kos, uang makan dan biaya kuliahku. Namun, sesuai dengan bisnis yang kulakukan saat Sekolah dulu, yaitu aku menggunakan kepintaranku, di kuliahku aku juga mengerjakan tugas teman-temanku dengan imbalan aku dibayar atas kerja kerasku, dan terkadang aku ganti dengan membayar ku makan. Walaupun hanya dua kali ku makan dalam sehari, tapi itu sudah cukup mengganjal perutku. Tapi terkadang aku tidak makan, karena lowongan mengerjakan tugas tidak ku dapat setiap harinya,,, karena tugas tidak selalu diberikan setiap harinya oleh dosen-dosen yang mengajarku. Dan dalam mengerjakan tugas aku pun sana-sini meminjam laptop-laptop temanku. Itu dikarenakan aku yang kurang mampu membeli laptop. Sehingga terpaksalah aku pergi ke warnet hampir setiap hari itu apabila temanku sedang tidak bisa meminjamkanku laptop.
Sepulangnya aku dari kuliahku, aku pun menyantap indomie dengan sangat lezatnya duduk ku menikmati makanan itu, disaat ku duduk tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah kulit telur yang berada di dalam tong sampah, aku pun berfikir apa yang dapat aku hasilkan dari kulit telur tersebut. Apa dia dapat menolong ekonomiku saat ini ya..??bagiku tidak ada yang sia-sia di dunia ini,walaupun hanya sampah dan kotoran sekalipun. Sejenak ku terdiam,,aku pun segera menghabiskan makananku dan segera kewarnet, ternyata banyak sekali hiasan-hiasan yang memakai kulit telur. Aku pun mengambil gambar-gambar dan cara bagaimana membuat hiasan dari kulit telur tersebut. Setelah selesai aku pun segera pulang.
Keesokan harinya, aku pun mempersiapkan apa-apa saja yang diperlukan untuk membuat hiasan tersebut. Aku pun membeli kulit-kulit telur tersebut di tempat jual telur, tapi telur yang sudah pecah dan ku ambil kulitnya. setelah semuanya kudapat aku pulang ke tempat kos untuk mencobanya,, setibanya ku ditempat kos, aku membaca dengan teliti cara-caranya yaitu aku cuci terlebih dahulu kulit-kulit telur tersebut, ku cuci botol-botol bekas tersebut, setelah itu aku jemur, setelah kering kulit telur tersebut dan telah ku bersihkan botol-botol bekas tersebut, aku pun memulai dengan melukis gambar atau yang lainnya di botol-botol tersebut setelah itu lukisan yang telah ku gambar aku tempel dengan kulit telur setelah itu akupun mengamplasnya, setelah itu adalah pemberian warna pada botol tersebut. Walaupun kelihatan mudah, tapi membutuhkan kecermatan dan ketelitian yang sangat tinggi, karena kulit telur tersebut jangan sampai retak. Setelah beberapa kali ku mencoba, walaupun beberapa kali gagal akupun tetap berusaha mencobanya,,namun akhirnya berhasil juga. Aku pun membawa hasil karyaku itu ke kampusku, dengan harapan ada orang yang membelinya. Sesampainya aku di kampusku, kutunjukkan pada mereka semua, Alhamdulillah ada juga yang mau membelinya, karena masih coba-coba dan baru pertama kali ku menjualnya aku pun menjual dengan harga Rp. 50.000,,, karena banyak sekali teman-temanku yang melihatnya sedangkan aku hanya membuat satu saja, mereka pun memesan kepada ku untuk dibuatkan. Karena sangat terkejutnya aku, akupun hanya terdiam bingung dengan ramainya temanku yang berbicara kepadaku untuk memesan hiasan tersebut. Aku pun kembali bingung memikirkan modal yang harus kudapatkan untuk membuat hiasan tersebut. Akupun terpaksa meminjam uang temanku untuk sebagai modal awalku, dari uang tersebut aku dapat membuat hiasan tersebut dan dari hasil jualan yang kudapat aku mencoba-coba membuka toko, tidak hanya hiasan botol tapi juga lukisan-lukisan yang terbuat dari kulit telur yang juga aku buat, walaupun awalnya peminatnya sangat sepi, tapi sekitar seminggu kemudian Alhamdulillah ada pembeli juga yang datang ke toko ku, dari situlah semakin lama semakin ramai,,,aku pun tidak hanya menjual lewat toko ku, namun aku juga menjual lewat internet, dan konsumen ku tidak hanya di Indonesia tapi juga luar negri. Usaha yang aku lakukan ini selain untuk mendapat laba, tapi juga meminimalisasi sampah. Dan kini sudah satu tahun ku menjalani bisnis ku ini  tanpa menggangu sekolahku, aku tetap menyelesaikan kuliahku sambil berbisnis dari sinilah aku bisa membayar kuliahku dan membiayai orangtuaku di Desa. Dan sekarang dengan umurku yang baru 19 tahun, aku sudah membuka cabang tokoku di berbagai daerah, dan Alhamdulillah sudah memiliki pegawai sebanyak 200 orang dan aku akan terus menjalani bisnis ku ini sampai aku menutup mataku ini, saat aku bertemu dengan kekasihku nanti, yaitu Allah swt….!!! Dan aku pun tidak lupa untuk menyisihkan 2,5 % dari penghasilan yang telah aku dapat, yang telah Allah swt percayakan padaku, aku pun setiap minggunya memberikan uang tersebut kepada panti asuhan, panti jompo, dan memberikan makanan kepada orang-orang yang memilih jalanan sebagai alas tidurnya. Dan aku pun sudah mampu memberangkatkan orangtua ku naik haji, dan kini aku sudah mampu mengangkat derajat orangtua ku dan merubah hidupku, tapi hatiku tidak akan berubah semudah itu, karena hatiku tetap milik Allah swt semata, dan aku tidak akan melupakan Allah swt walau sedetik pun disaat sibuk-sibuknya aku menjalankan bisnisku ini…!!!karena Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian sementara; hanyalah tempat berteduh sejenak, untuk kemudian kita meneruskan perjalanan yang sesungguhnya
 Dan apabila engkau sedang diregang gelisah menginginkan yang pasti, tapi tak tahu apa yang harus kau lakukan. Engkau tahu kau harus lakukan sesuatu, tapi tak ada jaminan masalahmu tak akan lebih memburuk. Ragu atau yakin, pasti atau tidak, tetapi bertindak dengan niat memperbaiki keadaan, adalah tetap yang terbaik. Salah, saat mencoba yang baik adalah lebih mulia, daripada salah karena tak melakukan apa pun. Banyak orang ingin jadi orang kaya, tapi perilakunya tidak menunjukkan bahwa dia akan jadi orang kaya. Maka janganlah kita sibuk dengan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan membangun kemampuan, membiayai kehidupan yang baik. Bergembiralah dalam berhemat dan memperbesar pendapatan. Marilah kita menjadi jiwa yang mengkekasihkan diri kepada ALLAH SWT, agar kita dibantu meneguhkan diri untuk hidup dengan bijak.
Dan sesungguhnya jika seseorang itu berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan niat mengerjakannya karena Allah swt,,sungguh beruntung dirimu karena insyaallah Allah swt akan mengabulkan keinginanmu. Karena jika kita meminta sesuatu kepada orang yang kita cintai, pastinya jika dia benar-benar mencintaimu maka dia akan mengabulkan permintaanmu, begitu juga dengan Allah swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar